Metrum tembang
macapat atau disebut juga sebagai paugeran
tembang berfungsi sebagai pengatur dan pembeda setiap jenis tembang antara
tembang yang satu dengan tembang yang lain. Metrum dalam tembang macapat
menyesuaikan dengan jenis tembangnya (Laginem dkk, 1996:14). Menurut salah satu
pakar bahasa Jawa, tembang terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama
menyatakan yang termasuk tembang macapat yakni: kinanthi, pucung, asmaradhana,
mijil, maskumambang, pangkur, sinom, dhandhanggula, dan durma. Kemudian
kelompok yang kedua merupakan tembang tengahan
yaitu: megatruh, gambuh, wirangrong, balabak, dan jurudemung. Sedangkan
kelompok ketiga yaitu tembang gedhe atau
sering disebut dengan girisa (Padmoesokotjo, 1953:19).
Pada
pembelajaran kali ini, akan mempelajari tembang macapat antara lain: mijil,
maskumambang, kinanthi, sinom, asmaradhana, durma, dhandhanggula, gambuih,
pangkur, megatruh, dan pucung. Jumlahnya ada sebelas jenis tembang dan
disesuaikan dengan tingkatan untuk Sekolah Menengah Pertama. Jumlah tembang
macapat sebelas ini sudah sering kita dengar saat pelajaran bahasa Jawa.
Sumber:
Laginem, dkk. 1996. Macapat Tradisional dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Padmoesoekotjo. 1953. Ngrengrengan Kasusastran Djawa. Jogjakarta: Hien Hoo Sing.
Laginem, dkk. 1996. Macapat Tradisional dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Padmoesoekotjo. 1953. Ngrengrengan Kasusastran Djawa. Jogjakarta: Hien Hoo Sing.